Kita pasti sudah sering mendengar istilah ODMK yaitu Orang Dengan Masalah Kejiwaan. Tak jarang kita juga melihatnya di jalan-jalan bahkan banyak yang kondisinya mengenaskan. Sedihnya lagi banyak orang yang tidak peduli dengan mereka. Aku sendiri mungkin takut ya kalau mau mendekat. Ada sih niat ingin membantu mereka, tetapi terkadang rasa takut itu lebih besar. Karena seperti kita ketahui, para ODMK ini kadang-kadang juga bisa menyerang, disebabkan karena mereka memang lupa ingatan.
Menurut pusdatin.kemenkes.go.id ODMK adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa. Disebutkan pula bahwa di Indonesia, gangguan mental menempati peringkat 5 dari beban penyakit dan penyebab kematian. Bahkan berdasarkan perhitungan beban penyakit tahun 2017, jenis gangguan jiwa terbanyak yang dialami oleh penduduk Indonesia adalah gangguan depresi, diikuti oleh gangguan cemas, skizofrenia dan gangguan bipolar.
Jika banyak orang memilih untuk menghindar bila bertemu ODMK, tentu berbeda dengan Triana Rahmawati yang justru menolong para ODMK ini. Triana Rahmawati, adalah seorang mahasiswi ilmu Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Awalnya Triana sangat prihatin apabila melihat ODMK di sekitar kampusnya akhirnya dia tergerak untuk menolong mereka. Saat itu sekitar tahun 2012, ketika Triana mencoba menghubungkan antara ODMK dengan masyarakat.
Pada tahun 2014, Triana bersama dua rekannya sesama mahasiswa Sosiologi, Febrianti Dwi Lestatri, dan Wulandarari mendirikan Griya Schizofren. Triana berharap Griya Schizofren ini menjadi wadah bagi anak-anak muda yang peduli dan bersedia melakukan aksi kebaikan untuk menolong orang-orang ODMK ini. Schizofren sendiri adalah singaktan dari Sc yang merupakan sosial; Hi yang memiliki arti humanity atau kemanusiaan; Zo memiliki arti Zona; dan Fren atau Friendly yang memiliki arti persahabatan.
Di Griya Schizofren inilah Triana memberikan pendampingan bagi OMDK yang ditemuinya. Triana mengajak mereka untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti sholat berjamaah, bermain, menggambar bernyanyi, melipat kertas, dan masih banyak lagi. Tujuannya agar mereka berinteraksi dan menjalani kehidupan social.
Triana yang lahir di Palembang 15 Juli 1992 ini menyadari jumlah dokter spesialis jiwa ataupun psikolog di Indonesia belum banyak, padahal ODMKnya banyak sekali. Oleh karena itu Triana ingin membantu dengan mendirikan Griya Schizofren ini. Berkat kegigihannya ini akhirnya Triana menerima apresiasi SATU Indonesia Awards pada tahun 2017 di bidang Kesehatan.
Hadiah uang serta pembinaan yang didapatkan Triana dia gunakan untuk melanjutkan kegiatannya ini. Triana memberikan Beasiswa Volunteer Scholarship kepada anak-anak muda yang menyukai dunia sosial dan kerelawanan.
Selain itu Griya Schizofren bekerja sama dengan Komunitas Schizo Iso dan Teman Mimpi juga mendirikan bisnis produk lukis hasil dari terapi menggambar mingguan untuk menghasilkan kemandirian ekonomi bagi para ODMK. Agar para ODMK ini membiayai diri mereka sendiri, karena kemandirian memang sangat dibutuhkan mereka, agar tidak bergantung pada orang lain.
Triana juga banyak mengajak anak-anak muda lainnya untuk bergabung menjadi relawan di Griya Schizofren. Ia ingin mengajak anak-anak muda untuk mulai peduli terhadap masalah kejiwaan, dan mau terlibat langsung memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Triana bertekad untuk terus berkiprah menjadi teman ODMK dan berupaya mencetak relawan baru setiap tahunnya. Harapan Triana semoga Griya Schizofren ini semakin maju dan semakin banyak anak-anak muda yang mau bergabung. Bagaimana dengan kita? Tidakkah terinspirasi melihat kiprah Triana? Ayo kita ikuti jejak Triana untuk membantu para ODMK di sekitar kita.