SITI SALAMAH, PAHLAWAN PARA PEMULUNG

Selasa, 22 Oktober 2024

 


Banyak orang tidak menyadari pentingnya seorang pemulung. Beberapa justru memandang sebelah mata pekerjaan tersebut. Salah seorang wali murid saya adalah seorang pemulung. Melihat anaknya, saya sering kasihan, karena diolok-olok bau sampah oleh teman-temannya.

Akhirnya saya mencoba mengedukasi murid-murid saya bahwa profesi pemulung itu sangat berharga. Tidak semua orang sanggup menjadi pemulung. Kalau menjadi pegawai kantor semua bisa, berangkat naik mobil, bekerja di tempat yang dingin ber-AC, pekerjaannya hanya di depan laptop tidak perlu mengeluarkan tenaga berat. Semua juga pasti mau menjadi pegawai kantoran.

Kalau pemulung, siapa yang mau jadi pemulung, siapa yang mau bekerja di bawah terik matahari? Mengais sampah yang berbau busuk? Mengangkat sampah yang berat? Pasti banyak orang tidak mau.

Tetapi apa jadinya kalau tidak ada yang mau jadi pemulung? Sampah berserakan dimana-mana tidak ada yang mau mengambil. Kalau sampah menumpuk otomatis banyak lalat, selain itu juga aroma bau busuk menyebar kemana-mana. Lingkungan jadi kotor dan tercemar. Kemana mata memandang yang ada hanyalah tumpukan sampah. Kemana hidung menghirup yang ada hanyalah aroma busuk sampah. Kalau sudah begini barulah kita menyadari pentingnya kinerja seorang pemulung. Betapa kita butuh para pemulung untuk menjaga lingkungan kita.

Pada kesempatan itu aku juga membacakan profil Siti Salamah Pejuang Dari Banten yang menaikkan derajat hidup para pemulung di Tangerang Banten. Murid-muridku menyimak dengan antusias dan banyak bertanya mengenai kegiatan Siti Salamh yang aku sebut sebagai Pejuang Pemulung.

Tak heran bila akhirnya Siti Salamah pada tahun 2021 menjadi pemenang Satu Indonesia Award (SIA). Atas jerih payahnya tersebut, Alvinia Christiany berhasil menjadi salah satu penerima apresiasi 12th SATU Indonesia tingkat Nasional kategori kelompok.  Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan dan apresiasi Astra terhadap semangat keberagaman anak muda Indonesia yang bersatu membangun bangsa dengan memberi manfaat bagi masyarakat sekitarnya melalui lima bidang sekaligus  yakni kesehatan, pendidikan, teknologi, lingkungan, dan kewirausahaan.

 

PAHLAWAN BAGI PEMULUNG


Pada tahun 2015 Siti Salamah memulai kegiatannya di lapak pemulung. Awalnya dia mendirikan Rumah Pohon yang diberi nama Taman Maghrib Mengaji. Siti Salamah membantu masyarakat pemulung di sekitar situ untuk mendapatkan pendidikan yang lebih layak. Siti membantu anak-anak pemulung mendapatkan pendidikan non formal. Siti juga membantu para ibu di situ untuk mengolah sampah menjadi hal yang bermanfaat dan bisa bernilai ekonomi. Sehingga ibu-ibu di sana bisa mendapatkan penghasilan lebih.

 

WASTE SOLUTION HUB

Pada tahun 2018, Siti Salamah bertemu dengan Ranitya Nurlita seorang pegiat lingkungan di sebuah acara. Mereka berdua merasa memiliki visi dan misi yang sama akhirnya mereka memutuskan untuk bekerja sama dan  berkolaborasi.

Mereka kemudian menciptakan platform Waste Solution Hub yaitu menciptakan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi, yang menghubungkan langsung bank sampah dengan produsen sampah. Dengan adanya platform ini diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup para pemulung.

Kalau awalnya para pemulung menjual sampahnya dengan dihargai murah karena menjual ke lapak-lapak biasa. Siti kemudian menghubungkan para pemulung langsung ke Industri Besar yang membeli sampah mereka dengan harga berkali lipat lebih mahal. Hal ini tentu sangat menolong para pemulung.

Di Waste Solution Hub Siti juga mengedukasi para pemulung bagaimana mereka  memilah sampah dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan, lalu mengubahnya menjadi hal yang bermanfaat, bisa dijual dan bisa menghasilkan uang.

Siti bekerja sama dengan warga lingkungan setempat seperti Pengurus RT  dan RW juga sekolah-sekolah di sekitar situ untuk mensosialisasikan programnya. Tak lupa Siti melaporkan hasil pengolahan sampahnya dan manfaat yang diperoleh.


                                      Saya dan murid-murid saya mengikuti jejak Siti Salamah


Dari usahanya itu banyak orang-orang yang mulai menyadari bahwa sampah yang bagi mereka tidak berharga ternyata bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi pemulung yang mengolahnya. Para pemulung bisa meningkatkan taraf hidup mereka dengan lebih baik.

Walaupun banyak juga tantangan yang dihadapi Siti karena tentu tidak mudah mengajak orang untuk mengelola sampah. Mereka terkadang tidak berpikir bahwa mengelola sampah dengan baik itu berarti juga menjaga kelestarian lingkungan.

Aku berharap ceritaku tentang Siti Salamah kepada murid-muridku bisa menginspirasi mereka sehingga mereka lebih bijak mengelola sampah dan selalu siap menjaga lingkungan.

Posting Komentar

Tengkyu udah blog walking here and nyempetin comment yaa...


Hakuna Matata
@trianadewi_td