Komite Nasional KIPI adalah komite khusus yang bertugas mengurus efek samping
dari imunisasi atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Tugas Komite ini adalah mengawasi,
memantau dan berusaha menanggulangi apabila terjadi efek samping pasca imunisasi dan juga
membuktikan apakah penyebabnya adalah vaksin tersebut atau bukan.
Imunisasi sebetulnya
adalah cara pencegahan penyakit yang paling efektif pada anak. Hampir 200 negara di seluruh
dunia yakin
bahwa
imunisasi sangat bermanfaat
mencegah wabah penyakit
dan kematian.
Melalui
imunisasi,
tubuh diperkenalkan
dengan bakteri
atau
virus
tertentu
yang sudah
dilemahkan atau dimatikan. Hal ini bertujuan
untuk merangsang
system imun agar membentuk antibodi. Antibodi
inilah yang akan melindungi tubuh dari serangan
penyakit. Bila dilakukan
dengan benar, maka kekebalan yang didapatkan bisa mencapai 100%. Imunisasi juga tidak mahal karena diberikan gratis oleh pemerintah melalui Posyandu dan Puskesmas.
Pada
tahun 2005-2006 , di Indonesia terjadi wabah polio yang menyebabkan
305 anak
lumpuh permanen, setelah digalakkan imunisasi polio maka kini tidak ada lagi kasus polio. Sayangnya hal ini belum disadari oleh masyarakat kita. Masih banyak masyarakat yang enggan membawa bayinya untuk diimunisasi. Keengganan masyarakat bisa disebabkan
karena adanya efek samping setelah imunisasi. Padahal efek sampingnya biasanya hanya demam dan bisa
diatasi dengan minum obat penurun panas. Memang ada beberapa
anak yang mengalami abses
atau bengkak pada bekas tempat yang disuntik,
ada
juga kejang karena terlalu panas suhu tubuhnya. Bahkan ada yang sampai menangis
terus menerus hingga berjam-jam.
Hal-hal inilah
yang membuat orang tua malas membawa anaknya untuk imunisasi. Anak yang awalnya sehat
dan
ceria justru menjadi panas dan rewel setelah pulang dari imunisasi.
Belum lagi maraknya berita yang menyatakan
bahwa imunisasi haram karena
dikembangbiakkan
di embrio babi, imunisasi berbahaya karena menyebabkan autism, dan lain-
lain yang membuat para orang tua semakin ragu-ragu terhadap imunisasi ini. Ada pengalaman
berharga mengenai pentingnya imunisasi yaitu pengalaman Bapak Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos Group
yang harus menjalani transplantasi hati karena mengidap kanker
hati. Ketika masih kecil,
beliau memang tidak pernah mendapatkan imunisasi hepatitis B. Sejak menjalani pencangkokan
tersebut, beliau
sering
berkampanye tentang pentingya imunisasi
dan mengadakan kegiatan pemberian imunisasi hepatitis B gratis kepada masyarakat. Dari pengalaman
itu, kita bisa meyakinkan masyarakat betapa pentingnya imunisasi. Maka dalam hal ini, peran Komnas KIPI
sangatlah diharapkan untuk dapat memasyarakatkan imunisasi. Untuk meningkatkan perannya,
hal-hal berikut ini dapat dilakukan oleh Komnas KIPI, yaitu antara lain :
1. Membentuk cabang-cabang Komnas di daerah yang disebut sebagai Komda atau
Komisi Daerah KIPI agar bisa menjangkau Puskesmas atau Posyandu di tingkat desa.
2. Mengadakan penyuluhan
kepada masyarakat akan pentingnya imunisasi dengan memberikan
data yang akurat tentang keberhasilan imunisasi di negara kita sendiri
maupun di negara-negara lain di dunia.
3. Memberikan seminar bagi para tenaga medis tentang pembuatan vaksin imunisasi
untuk meyakinkan
bahwa kualitas vaksin yang diproduksi oleh Indonesia sudah mendapatkan standart aman dari
WHO, Organisasi
Kesehatan
Dunia. Sehingga
mereka bisa menyampaikan kepada masyarakat sekitar.
4. Memberikan pelatihan kepada para tenaga medis terutama Bidan Desa mengenai
penanggulangan
mengatasi demam atau efek samping yang mungkin terjadi karena imunisasi.
5. Mendata
sejauh
mana keberhasilan
imunisasi di
tiap daerah sehingga bisa
memberikan kesimpulan
yang akurat
berupa fakta
yang menunjukkan bahwa
imunisasi benar-benar efektif untuk mencegah penyakit pada bayi dan anak-anak.
Sedemikian pentingnya imunisasi, maka diharapkan Komnas KIPI dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Mengingat belum ada
Badan
penelitian
di dunia yang menyatakan bahwa kekebalan yang dihasilkan dari imunisasi dapat digantikan oleh zat lain. Apalagi baru- baru ini ada imunisasi Pentavalen yang merupakan
gabungan dari lima jenis vaksin dalam satu sediaan sehingga
lebih efektif.
Tentu
saja peran Komnas KIPI sangat
diharapkan
untuk
suksesnya sosialisasi
dan pelaksanaan
imunisasi
Pentavalen tersebut.
Mari kita membantu
Komnas KIPI untuk menggalakkan imunisasi demi terwujudnya generasi bangsa yang sehat.
(Tulisan ini aku ikutkan pada lomba menulis artikel kesehatan dan kalaaahh hehehe..)
Imunisasi padahal cuma suntik cuss sekali. Tapi kok banyak yang gak mau, ya?
BalasHapusAduh terima kasih sudah BW ke blogku terusss.. lha yoo aku yo heran, anakku papat yo tak imunisasi kabeh koq hahaha...
HapusHahaha, soale kan ada pemberitahuan di tempatku. :D
HapusAnakku pisan tak imunisaasi, timbange menyesal di kemudian hari
tujuannya baik kok ya imunisasi, tapi sampe sekarang masih banyak yang pada gamau, apa karena informasi semacam ini belum sampe kemereka ya ?
BalasHapusmaaf baru balas.. iyaa kadang informasi yg diterima yg salah dan mereka langsung percaya ajaa...
Hapus